Saya, seorang pria yang bekerja dalam dunia korporat, ingin berbagi kisah hidup saya sebagai peringatan bagi mereka yang mungkin mengalami perjalanan serupa. Beberapa waktu lalu, saya terjebak dalam lingkaran iri hati yang hancurkan diri sendiri.
Ketika melihat teman-teman sekerja sukses dan mapan secara finansial, rasa iri hati tumbuh dalam diri saya. Tanpa sadar, saya terjerumus dalam praktek licik dan tidak etis di tempat kerja untuk meraih keberhasilan finansial yang tampaknya selalu menghindari saya. Tindakan tidak bermoral saya tidak luput dari pandangan atasan, dan saya dipecat.
Ketika itu, kemarahan saya mencapai puncaknya, dan saya merasa dikhianati oleh Tuhan. Berbulan-bulan tanpa pekerjaan, keuangan semakin merosot, dan saya terpaksa meminjam dana dari sana-sini untuk bertahan hidup. Masa-masa sulit ini membawa saya pada titik tobat.
Dalam saat paling rendah, saya berlutut dan bermohon ampun kepada Tuhan. Ini adalah titik balik hidup saya. Saya memulai perjalanan pemulihan dengan sungguh-sungguh. Meskipun sulit, saya berserah pada Tuhan dan belajar tentang pentingnya disiplin dalam hidup.
Dengan tekad untuk bangkit, saya mulai memperbaiki diri, membangun karakter, dan mengasah keterampilan. Pintu-pintu yang tertutup perlahan terbuka, dan saya mendapatkan pekerjaan baru. Proses pemulihan dan belajar disiplin membawa saya pada pemahaman yang lebih dalam tentang arti kehidupan.
Sekarang, saya bersyukur karena Tuhan memberikan kesempatan kedua. Saya telah dipulihkan, dan hidup saya menjadi lebih bermakna. Melalui kisah ini, saya berharap dapat menginspirasi yang lain untuk menghindari jalan yang salah dan percaya bahwa setiap kehidupan dapat dipulihkan dengan pertobatan dan ketekunan dalam menjalani hidup yang benar.