Gagal Bisnis dan Pertolongan Tuhan

Hai semuanya,

Saya adalah seorang pria yang telah melalui berbagai badai kehidupan, terutama dalam dunia bisnis. Beberapa tahun yang lalu, saya menghadapi kegagalan besar yang membawa kerugian yang sangat besar. Saya telah berinvestasi dalam berbagai aset, merekrut karyawan, dan menggelontorkan modal yang cukup besar ke dalam usaha-usaha saya. Namun, kehadiran tak terduga pandemi COVID-19 mengubah kebiasaan pengeluaran masyarakat, dan sebagai akibatnya, bisnis-bisnis saya mengalami dampak yang signifikan.

Dampaknya begitu dalam; kurangnya pendapatan membuat bisnis-bisnis saya kesulitan memenuhi kewajiban keuangan seperti pembayaran pinjaman, gaji karyawan, dan pengeluaran penting lainnya. Dihadapkan dengan tekanan keuangan yang berkepanjangan akibat dampak COVID-19 yang terus berlanjut, saya tak punya pilihan selain menutup bisnis saya sebelum kerugian semakin meluas.

Pada saat itu, ketakutan merayapi saya, terutama karena tanggung jawab saya terhadap keluarga terus bertambah. Anak kami akan memulai sekolah, menambah beban kekhawatiran kami. Pada saat sulit ini, istri dan saya mencari ketenangan dengan membangun mezbah doa. Setiap hari, kami menyerahkan kekhawatiran kami kepada Tuhan, tanpa tahu bagaimana kami akan melewati badai ini.

Saya mencoba berbagai usaha untuk menghasilkan pendapatan – menjual makanan di pasar, menghubungi teman-teman untuk membeli produk saya, dan mencoba berjualan secara online. Setiap hari membawa tantangan baru, namun dengan tekad yang teguh dan anugerah Tuhan, kami menemukan cara untuk bertahan.

Menariknya, selama periode ini, saya bertemu dengan teman-teman yang mengalami kesulitan serupa akibat pandemi. Kami menjadi sumber kekuatan satu sama lain, membentuk komunitas positif. Akhirnya, kami membentuk kelompok dukungan di gereja kami di mana kami bisa tumbuh bersama secara spiritual.

Saat kendala keuangan kami perlahan-lahan mereda, anak kami memulai sekolah, dan kami berhasil membangun dana darurat yang mencukupi. Beberapa teman dan saya bahkan memulai bisnis bersama, dan syukur kepada Tuhan, bisnis kami berkembang di bawah berkat-Nya.

Saya mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan karena dalam saat-saat kegagalan saya, saya menemukan pondasi yang lebih kuat – memperdalam hubungan dengan Tuhan, ikatan dengan istri, dan koneksi dengan teman-teman. Iman saya pada Tuhan semakin mendalam, dan kedisiplinan saya dalam pekerjaan dan hubungan pun tumbuh. Terima kasih, Tuhan Yesus.


Posted

in

,

by